Skip to content
solocalcionapoli.com
Menu
  • Beranda
  • Wisata
  • Kuliner
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Bisnis
Menu

Pakai Mobil Modifikasi, WN Malaysia Kirim SMS Palsu Seolah-olah dari Pihak Bank

Posted on June 24, 2025

SOLOCALCIONAPOLI — Jakarta – Sindikat penipu asal Malaysia beroperasi dengan cara berkeliling menggunakan mobil yang telah dimodifikasi, sambil menyebarkan SMS palsu yang seolah-olah dikirim oleh pihak bank.

Dalam kasus ini, tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Dua di antaranya, OKH (53) dan CY (29), berhasil ditangkap, sementara satu orang lainnya, LW, masih buron dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Kasubdit IV Ditres Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon membongkar cara kerja sindikat ini. Para pelaku menggunakan alat pemancar ilegal yang dipasang rapi di dalam mobil.

Mereka kemudian berkeliling ke lokasi ramai untuk menyebarkan SMS palsu ke ponsel yang terkena jangkauan sinyalnya.

“Pelaku ini pekerjaannya adalah membawa perangkat yang sudah terinstal ini di dalam mobil, kemudian berjalan mengendarai mobil tersebut tersebut ke lokasi-lokasi ramai atau padat, seperti contohnya di jam-jam siang di kantor-kantor pusat bisnis, perkantoran, mal. Maka melalui alat ini dia akan mem-blasting pesan yang isinya berupa link phising,” kata dia saat konferensi pers, Selasa (24/6/2025).

SMS Berisi Iming-iming

Polda Metro Jaya menangkap dua warga negara asing (WNA) asal Malaysia, OKH (53) dan CY (29), usai diduga terlibat dalam penipuan bermodus SMS palsu yang menyasar nasabah bank.

Dia menyebut, SMS yang dikirim berisi iming-iming. Namun, Di dalam pesan disisipkan link palsu yang bila diklik langsung diminta untuk mengisi data pribadi dan kartu debit korban.

“Jadi di dalam link tersebut, dia akan mengatasnamakan suatu bank, di sini salah satu bank swasta, menerangkan ada bahwa korban mempunyai poin sebesar 16 ribu, dihimbau agar korban mengisi informasi pengiriman,” ucap dia.

Saking canggihnya alat blasting ini bisa menyamar seolah-olah SMS dikirim dari bank-bank baik swasta maupun BUMN. Bahkan nama pengirim di bisa dibuat seolah dari “Bank A”, “Bank B”, sesuai selera pelaku.

“Di sinilah korban akan mengisi identitas pribadinya korban beserta nomor kartu serta tanggal kadaluarsa serta dan CVV yang ada di dalam kartu debit korban. Pelaku yang ada di luar negeri akan menggunakan segala informasi ini untuk mengambil alih akun perbankan milik korban,” ucap dia.

Peran Palaku

Senada, Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan, peran masing-masing pelaku. Dua orang pelaku yang ditangkap bertugas melakukan SMS blasting seolah-olah pesan itu dikirim oleh pihak bank. Padahal, itu pesan palsu berisi tautan (link) phising.

“OKH peran melakukan blasting dengan alat yang telah disetting oleh tersangka LW yang saat ini DPO, menggunakan kendaraan mobil. Kemudian perannya adalah menerima upah dari hasil blasting dari tersangka LW yang saat ini DPO,” ujar dia.

“CY peran melakukan blasting dengan alat yang telah disetting oleh saudara LW dengan menggunakan sebuah kendaraan roda empat, menerima upah hasil blasting dari tersangka saudara LW yang saat ini sudah di DPO kan oleh penyidik,” sambung dia.

Sedangkan, satu orang lagi berinisial LW yang juga WN Malaysia mendanai operasional, menyediakan akomodasi, mengirim alat dari Malaysia, dan memasang perangkat elektronik dalam kendaraan pelaku. Setelah link phising diklik oleh korban, LW juga yang mengambil alih akun m-banking milik korban.

Jumlah Korban Kemungkinan Bertambah

“LW memberi upah setiap minggunya kepada kedua tersangka, mengirim alat yang digunakan untuk blasting SMS dari Malaysia ke Indonesia, menyiapkan dan atau memasang perangkat elektronik blasting SMS di mobil yang digunakan oleh kedua tersangka CY dan OKH,” ucap dia.

“Kemudian memonitoring hasil blasting yang dilakukan oleh kedua tersangka CIY dan OKH dan mengambil alih m-banking penerima SMS yang telah masuk ke link phising yang dikirimkan oleh tersangka,” dia sambung dia.

Dia menyebut, salah satu korban penipuan ini adalah AEF, yang kehilangan uang usai menerima SMS dari komplotan ini. Namun, tak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah.

“Hasil penyidikan didapati keterangan ada beberapa nasabah bank yang mengalami kerugian karena adanya SMS yang mengaku dari pihak bank yang dengan nilai kerugian kurang lebih sekitar 100 juta rupiah,” tandas dia.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POSTINGAN TERBARU

  • 6 Tips Efisiensi Uang Belanja dengan Mengatur Bumbu dan Bahan Makanan di Rumah
  • Resmi Terdegradasi, Lyon Turun ke Ligue 2 karena Masalah Finansial
  • Cucurella Bongkar Reaksi Skuad Chelsea untuk Kartu Merah Nicolas Jackson
  • Polisi Ungkap Cara WN Malaysia Tipu Nasabah Bank lewat SMS Palsu
  • Pakai Mobil Modifikasi, WN Malaysia Kirim SMS Palsu Seolah-olah dari Pihak Bank
©2025 solocalcionapoli.com | Design: Newspaperly WordPress Theme