Skip to content
solocalcionapoli.com
Menu
  • Beranda
  • Wisata
  • Kuliner
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Bisnis
Menu

China Sepi Tangis Bayi, Pemerintah Gulirkan Subsidi

Posted on July 28, 2025

SOLOCALCIONAPOLI — Beijing – Pemerintah China akan memberikan subsidi sebesar USD 500 atau Rp8 juta per tahun untuk setiap anak, selama anak tersebut berusia di bawah tiga tahun.

Kebijakan ini diumumkan seiring dengan meningkatnya kekhawatiran atas krisis demografi yang menghantui negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia tersebut.

Populasi China telah menurun selama tiga tahun berturut-turut. Model demografi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan angka tersebut bisa menyusut dari 1,4 miliar saat ini menjadi 800 juta pada tahun 2100.

Menurut laporan CCTV, subsidi berskala nasional ini berlaku surut sejak 1 Januari.

“Ini adalah kebijakan besar berskala nasional yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan publik,” sebut laporan CCTV. “Kebijakan ini memberikan subsidi langsung tunai kepada keluarga di seluruh negeri, membantu mengurangi beban dalam membesarkan anak.”

Jumlah kelahiran di China tahun lalu hanya mencapai 9,54 juta. Angka ini merupakan setengah dari jumlah kelahiran pada 2016, yaitu tahun ketika kebijakan satu anak — yang telah diberlakukan selama lebih dari tiga dekade — resmi diakhiri.

Tahun lalu, populasi China menurun sebanyak 1,39 juta jiwa. Selain itu, pada 2023, China harus merelakan posisinya sebagai negara terpadat di dunia kepada India.

Tingkat pernikahan pun mencapai rekor terendah lantaran banyak pasangan muda memilih untuk tidak memiliki anak akibat mahalnya biaya pengasuhan dan pertimbangan karier.

Para analis memperingatkan bahwa subsidi semata tidak akan cukup untuk membalikkan tren penurunan populasi China ataupun mendorong pemulihan belanja domestik yang telah lama lesu.

“Jumlah subsidi yang diberikan terlalu kecil untuk bisa berdampak langsung pada peningkatan angka kelahiran maupun mendorong konsumsi rumah tangga dalam jangka pendek,” ujar Zichun Huang, ekonom China dari Capital Economics. “Namun, kebijakan ini tetap menjadi tonggak penting karena untuk pertama kalinya pemerintah memberikan bantuan langsung kepada rumah tangga dan hal ini bisa menjadi dasar bagi kebijakan transfer fiskal yang lebih besar di masa depan.”

Populasi Menyusut dan Menua dengan Cepat

Sebelum adanya kebijakan ini, banyak pemerintah daerah telah lebih dulu meluncurkan program subsidi untuk mendorong angka kelahiran.

Pada Maret, Kota Hohhot — ibu kota wilayah Mongolia Dalam di China utara — mulai memberikan subsidi hingga 100.000 yuan untuk setiap bayi baru lahir bagi pasangan dengan tiga anak atau lebih. Sementara itu, anak pertama dan kedua masing-masing berhak mendapat subsidi sebesar 10.000 dan 50.000 yuan.

Di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, otoritas setempat memberikan subsidi sebesar 500 yuan per bulan kepada keluarga yang memiliki anak ketiga, sampai anak tersebut berusia tiga tahun.

Di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, pemerintah memberikan bantuan tunai sekali bayar sebesar 25.000 yuan kepada pasangan yang memiliki anak ketiga.

Menurut data resmi, lebih dari 20 pemerintah provinsi di China saat ini telah menyediakan subsidi untuk pengasuhan anak.

Selain jumlahnya yang terus menyusut, populasi China juga menua dengan sangat cepat. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan keberlanjutan sistem pensiun nasional karena jumlah warga lansia yang membutuhkan manfaat pensiun semakin banyak, sementara jumlah penduduk usia kerja yang menopang sistem tersebut justru terus menurun.

Hingga 2024, jumlah penduduk China yang berusia 60 tahun ke atas telah mencapai hampir 310 juta jiwa.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POSTINGAN TERBARU

  • 9 Manfaat Protein Bagi Tubuh, Ketahui Cara Memenuhi Kebutuhan Hariannya
  • CEO Microsoft Jelaskan Alasan Perusahaan Lakukan PHK Massal Terhadap Karyawannya
  • China Sepi Tangis Bayi, Pemerintah Gulirkan Subsidi
  • Dukung Timnas Indonesia, IShowSpeed Sebut Juara Piala Dunia 2030 Milik Indonesia
  • Perang Thailand Kamboja, dan Menanti Peran Mediasi ASEAN
©2025 solocalcionapoli.com | Design: Newspaperly WordPress Theme